WORLD DOWN SYNDROME DAY


Kalian Punya Masa Depan, Kami Juga. Lalu Apalah Arti “Berbeda”?


“When you focus on someone’s disability you’ll overlook their abilities, beauty and uniqueness,. Once you learn to accept and love them for who they are, you subconsciously learn to love yourself unconditionally.
Yvonne Pierre, The Day My Soul Cried : A Memoir



Pada tahun 1866 Dr. John Longdon Down pertama kali menemukan kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental, kelainan yang kemudian dikenal dengan Down Syndrome.
Down Syndrome merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia (Soetjiningsih, 1995). Terdapat berbagai macam penyebab Down Syndrome, seperti genetik, paparan radiasi saat di dalam kandungan, infeksi virus, autoimun (terutama autoantibody tiroid pada ibu), dan umur ibu (kehamilan di atas umur 35 tahun beresiko besar).
Orang dengan Down Syndrome dapat dengan mudah dikenali secara fisik yang menonjol berupa ukuran kepala yang relatif kecil dari ukuran normal, bagian wajah terdapat sela hidung yang mendatar, mulut yang kecil sehingga lidah sering terjulur keluar, mata sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan, serta ukuran jari-jari kaki dan tangan yang melebar.
Down Syndrome sebenarnya dapat diprediksi semenjak dalam kandungan, pertumbuhan organ-organ pada janin dapat dipantau dan diperkirakan apakah ada gelajala Down Syndrome atau tidak. Jika memang terdapat gelaja Down Syndrome pada ciri-ciri fisik pertumbuhan janin, Down Syndrome ini sudah tidak dapat dihindari. Tetapi, Down Syndrome ini dapat diantisipasi, misalkan bagi para wanita sebaiknya menghindari mengandung di usia lebih dari 35 tahun.
Apakah anak dengan Down Syndrome bisa tumbuh seperti orang normal?
Sangat bisa, di luar sana terdapat banyak anak dengan Down Syndrome yang bisa meraih kesuksesan melebihi orang normal. Di Indonesia, terdapat banyak anak berbakat dengan Down Syndrome.
Stephanie Handoyo, anak dengan Down Syndrome yang berhasil memecahkan rekor MURI sebagai pemain piano yang mampu membawakan 23 lagu berturut-turut dalam sebuah acara musik di Semarang, Jawa Tengah.
Raviera Novitasari, seorang anak perempuan yang berhasil menunjukkan bahwa ia dapat meraih prestasi di antara kekurangannya. Ia berhasil mendapatkan medali perunggu renang 100 meter gaya dada pada kejuaraan renang internasional di Canberra, Australia pada tahun 2008.
Samuel Santoso, seorang anak dengan Down Syndrome yang berhasil memperoleh penghargaan MURI sebagai pelukis dengan Down Syndrome pertama yang menggelar 50 karya lukisan dalam pameran lukisannya.
Michael Rosihan Yocub, remaja dengan Down Syndrome ini berhasil meraih penghargaan MURI saat ia berusia 20 tahun sebagai satu-satunya pegolf muda dengan Down Syndrome dan bertanding melawan pegolf normal.
Di sekitar daerah Yogyakarta sendiri terdapat sebuah panti di daerah Kecamatan Pajangan, Bantul, yakni Panti Bina Siwi. Panti ini merupakan panti asuhan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Di sana kita dapat menemui anak dengan Down Syndrome, di panti tersebut mereka dilatih tentang kemandirian, seperti makan, mandi, mencuci, dan bersih-bersih. Kemudian anak-anak yang lebih besar bisa diberi pelatihan ketrampilan membuat kerajianan tangan, seperti gantungan kunci, kipas, bros dari kain perca dan flannel oleh beberapa pendamping. Buah tangan dari anak-anak berkebutuhan khusus tersebut bias dinilai sangat baik dan rapi serta layak untuk dipasarkan. Dari hasil karya inilah mereka dapat diajarkan hidup mandiri.
Anak dengan Down Syndrome layak mendapatkan perlakuan seperti anak-anak normal lainnya. Anak dengan Down Syndrome juga memiliki potensi dan bakat yang justru bisa lebih daripada orang pada umumnya. Apa yang mereka butuhkan bukanlah kehidupan yang mewah atau barang-barang bermerek, yang mereka butuhkan hanyalah dukungan sosial. Hal sederhana yang sering kita sepelekan, dukungan sosial sekecil apapun kepada anak dengan Down Syndrome bisa sangat berarti bagi mereka. Dukungan sosial yang sangat berperan adalah dari lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Lingkungan keluarga yang baik dan dapat menerima mereka apa adanya dapat mendukung mereka untuk mengembangkan potensinya.
Lalu dukungan apa yang dapat diberikan oleh orang-orang selain keluarga anak dengan Down Syndrome?
Sederhana, senyum dan memberi perlakuan yang memanusiakan pada orang dengan Down Syndrome. Down Syndrome bukanlah penyakit menular, jangan hindari anak-anak dengan Down Syndrome. Mereka layak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan kita.

Kita punya masa depan, mereka juga. Lalu apalah arti “berbeda”?
Mereka bukan terlahir dengan sebuah kutukan. Mereka dititipkan Tuhan 1 kromosom ekstra pada kromosom ke-21. Mereka istimewa.
Mereka bisa merasa, mereka bisa berkarya. Kita lah yang terkadang membatasi mereka untuk berkembang dan melihat dunia yang lebih luas.

21 Maret adalah Hari Down Syndrome Sedunia (World Down Syndrome Day). Tanggal 21 Maret sendiri dijadikan Hari Down Syndrome Sedunia karena melambangkan adanya kelainan kromosom ke-21 yang menjadi trisomi (3) pada orang dengan Down Syndrome.
Dalam rangka memperingati hari tersebut Departemen Pengabdian Masyarakat LMPsi UGM bekerjasama dengan Pijar Psikologi mengadakan aksi di antaranya aksi edukatif di kawasan kampus UGM dengan memasarkan buah tangan karya anak-anak dengan Down Syndrome serta acara Bakti Sosial yang akan dilaksanakan di Panti Bina Siwi.




Oleh,
Dept. Akprof dan Pengabdian Masyarakat
LM Psikologi UGM 2015



Komentar

Postingan Populer