“Ayo TEBAK!” (Teman Bermain Anak): Optimalisasi Perkembangan Psikososial di Masa Belajar Dari Rumah

 

Global Pandemik Covid-19 memaksa pemerintahan di berbagai negara untuk segera membentuk berbagai kebijakan publik demi mencegah penyebaran virus, termasuk di bidang pendidikan. António Guterres (perwakilan PBB) telah memberikan pernyataan bahwa sistem pendidikan harus mengambil langkah berani dalam menghadapi pandemik ini. Sistem pendidikan harus tetap mengutamakan inklusivitas, resiliensi, dan kualitas pendidikan untuk masa depan.
Di Indonesia, Kemendikbud telah mengeluarkan SE Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah (BDR) Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Pada Surat Edaran tersebut disebutkan bahwa tujuan dari BDR adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Selaras dengan tujuan Kemendikbud yang tercantum pada SE No 15 Tahun 2020, bahwa pendidikan bukan hanya soal perkembangan kognitif saja tetapi juga psikososial yang akan berpengaruh pada karakter anak. Belajar Dari Rumah dapat menjadi tantangan pada anak-anak yang berada di rentang usia 3 hingga 12 tahun di mana peran sosialisasi dengan teman sebaya sangat penting untuk perkembangan psikososial mereka.

Lalu bagaimana jika mereka BDR?  

Tentu saja orangtua dan keluarga yang berada satu lingkungan rumah dengan mereka lah yang dapat diandalkan dalam mengasah perkembangan psikososial dan karakter mereka. Untuk optimalisasi tahapan perkembangan psikososial anak selama BDR, penulis memberikan masukan untuk gerakan yang mengajak orangtua dan keluarga di rumah dalam menunjang perkembangan psikososial anak yang disebut “Ayo TEBAK!”

Gerakan “Ayo TEBAK!”

TEBAK (Teman Bermain Anak), memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas (terutama para orangtua) tentang pentingnya memberikan stimulasi perkembangan psikososial anak di masa Belajar Dari Rumah. Gerakan ini mengacu pada Teori Perkembangan Psikososial oleh Erik Erikson (Lihat gambar). Teori Erikson menjelaskan bahwa seorang individu mengalami perkembangan psikososial mulai dari bayi hingga lansia. Akan tetapi, pada artikel ini penulis akan fokus pada anak dengan level pendidikan usia dini hingga dasar, yakni rentang usia 3-12 tahun.

Sebagai contoh konten “Ayo TEBAK!” dapat dibagi menjadi 2 tahapan:

TEBAK LEVEL 1: Kamu Hebat! (Usia 3-6 tahun)

Karakteristik:
  • Mulai mengembangkan pemahaman identitas diri
  • Ingin bertindak sesuai keinginannya
Stimulasi:
  • Mulai diajarkan memahami orang lain.
  • Diajarkan konsep berbagi
  • Diajak untuk inisiatif komunikasi (misal, videocall teman)

TEBAK LEVEL 2: Kamu Bisa! (Usia 6-12 tahun)

Karakteristik:
  • Mulai tertarik pada hal-hal konstruktif
  • Lebih tertarik membuat mainan daripada sekedar bermain
Stimulasi:
  • Mendukung anak untuk melakukan minatnya dan membimbing apabila ada kesalahan.
Gerakan “Ayo TEBAK!” ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan menu yang dapat diakses dengan mudah oleh para orangtua di platform Rumah Belajar milik Kemendikbud. Selain itu, pada platform juga difasilitasi report yang dapat dilaporkan para orangtua dan dipantau oleh para pendidik. Diharapkan juga platform ini dapat bekerjasama dengan psikolog anak untuk menjadi layanan konsultasi kendala orangtua dalam stimulasi perkembangan psikososial. Dengan demikian, tujuan pendidikan untuk mengembangkan Pengetahuan, Skill dan Attitude dalam lebih terintegrasikan dalam satu platform yang dapat diakses masyarakat luas. 
 Informasi lebih lengkap dapat diikuti melalui Seri Kegiatan Webinar Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 dari Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud RI.
 
Salam Cerdas Berkarakter, 
Novanda Fatih Hardanti, S.Psi
 

Komentar

Postingan Populer