Di balik nasihat "Follow your Passion!"

 

Sedikit bercerita, kata-kata "Follow your Passion" ini sempat mengusik telinga saya. Terutama saat saya bekerja di bidang HRD dan banyak berbagi pengalaman dengan rekan sejawat. Beberapa cerita lucu soal kandidat yang lolos kualifikasi tetapi mereka tidak mau memenuhi panggilan kerja dengan alasan:

"Maaf Pak/Bu, posisi tersebut tidak sesuai dengan keinginan/passion saya." 

Jawaban seperti itu? Bagaimana respon para HRD? 

"Ah memang kok generasi milenial zaman sekarang kerjanya suka milih-milih, gimana mereka mau sukses?" 

Tertohok-lah saya mendengar tanggapan seperti itu, karena saya sendiri juga termasuk generasi milenial. Bisakah dipukul rata semua sifat mereka seperti itu? Apakah perkataan mereka salah? 

Ini adalah insight yang saya dapat dari beberapa artikel terkait.  

YOU NEED A PROCESS TO FIND YOUR PASSION 

Kita terlalu sering terbuai dengan kata-kata "follow your passion". Padahal beberapa riset menunjukkan kita tidak perlu melakukan hal demikian. Berdasarkan salah satu artikel di HBR ada 3 kunci penting yang perlu ditekankan: 

1. Passion adalah proses yang berkembang 

2. Mengejar Passion itu akan melelahkan dan penuh tantangan, sudah siap?

3. Kenali batasannya, Passion atau sekedar nafsu? Jangan sampai salah arah. 

Proses setiap orang itu berbeda, mungkin yang kita lihat saat ini adalah CEO-CEO muda dan sukses dari perusahaan start-up ternama. Lalu kalian ingin seperti mereka? Tunggu dulu... mereka juga memiliki perjalanan yang panjang sampai di titik itu lho. Proses trial and error itu tidak ada yang instan dibalik kesuksesan seseorang. 

Berikut adalah Bohanes's Hierarachy of Career Fulfillment yang saya ambil dari artikel Forbes

Dari Gambar tersebut bahkan ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi sebelum kalian benar-benar memutuskan untuk mengikuti Passion. 

Kesiapan mental, karena perjalanan panjang pasti menguji ketahanan mental dalam perjalanan kalian. Fisik yang sehat tentu saja dan untuk mendukungnya kalian membutuhkan income dalam mendukung kesiapan mental dan fisik. Making a plan! Jangan ngasal merasa udah punya Passion tapi tidak ada rencana dibaliknya, terus buat apa?  

Selanjutnya... melakukan counter dengan 

"Makan tuh Passion-mu, apa bisa kenyang? kerja kok pilih-pilih?" 

Apakah itu dibenarkan? 

Menurut pribadi saya, saya akan dengan tegas bilang "ITU SALAH!" 

Saya paling anti dengan mematahkan semangat seseorang dengan realita dan logika.

Justru yang paling penting adalah menanyakan kembali kepada diri kalian masing-masing

"Apa sih Passion-mu?"

Jangan sampai kalian mengikuti atau mencari sesuatu yang justru masih samar atau belum jelas. Bukankah lebih baik menghadapi apa yang ada? Siapa yang tahu selama berproses akan menjadikan sebuah Passion dalam hidupmu?

Saya pribadi sangat setuju dengan Steve Job, "Love what you do" adalah salah satu cara terbaik untuk menemukan passion hidup kalian. 

Apabila kalian sudah berada di titik itu pun, meskipun kalian melakukan rutinitas yang sama tidak akan menjadi bosan karena kalian tahu bahwa itu adalah hal yang dicari selama ini :) 


Love from the one who's still searching her passion too, 

Xoxo💕

Novanda. 

Komentar

Postingan Populer