Sepasang Sepatu Cantik

Di tengah kehidupan kota metropolitan yang penuh dengan hiruk pikuk, tinggalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan, anggap saja namanya Mawar dan Melati. Mereka sudah tidak memiliki orang tua, mencukupi kebutuhan hidup dengan memulung di bawah kolong jembatan dan tong sampah rumah. Anak remaja seusia mereka seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah atas, namun karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan mereka memutuskan untuk bekerja saja.
Suatu hari...
Melati: Hei Mawar, berapa upah yang kamu dapat hari ini? entah kenapa akhir2 hasil mulungku lebih sedikit.
Mawar: Aku hanya mendapat 7000 rupiah saja Melati.
Melati: boleh aku pinjam gak ? aku laper banget nih.
Mawar: Maaf, tapi aku tidak bisa Melati...
Melati: ada apa denganmu? ada masalah? akhir - akhir ini kamu berubah menjadi pelit!
Mawar: Maaf melati, aku harus pulang.
Mawar meninggalkan melati duduk di pinggir trotoar sendirian. Melati masih bingung ada apa dengan Mawar.
sesampainya di rumah Mawar memasukkan uangnya ke dalam kaleng susu bekas. ''Tuhan, maafkan aku, tapi aku benar - benar ingin melakukan ini"
Keesokan harinya mereka bertemu di kolong jembatan.
Mawar: Hai Melati! tidurmu nyenyak?
Bukannya menjawab pertanyaan dari Mawar, Melati justru pergi begitu saja. Mawar sangat terkejut. "Tuhan, apa ia marah pada daku? Tuhan...Bantu hambamu ini, waktu hamba tidak panjang lagi..."
Mawar kembali ke gubuknya yang reot dengan isak tangis. Ia membuka tutup kaleng susu bekas tempat ia menyimpan uang. Ia menghitung jumlahnya, kemudian berlari ke arah pasar. Mawar mengunjungi salah satu toko di pasar tersebut.
Mawar: Bu, harga sepatu ini berapa?
Penjual: Eh, mau apa kamu? mau nyolong ya? pergi sana! gak kuat beli aja sok sok an mapir.
Mawar pun keluar dari toko, Ia menahan air matanya "Aku gak boleh putus asa, ibu itu hanya melihat aku dari luar, ibu itu gak punya mata yang sesungguhnya!"
Karena takut ditolak oleh toko yg bagus Mawar mengunjungi toko barang bekas milik kakek tua.
Mawar: Kek, ada sepatu yang masih bagus tidak?
Kakek: Oh, ada nak sebentar..
Kakek itu pergi sejenak dan mencari barang yang diinginkan mawar.
Kakek: Ini nak, ini cocok sekali untukmu!
Mawar: Wah, cantik..berapa harganya kek?
Kakek: Berapapun uang yang kau miliki akan kakek terima..
Mawar berhasil mendapatkan sepatu cantik itu kemudian kembali ke Gubuknya. Ia membungkus sepatu itu dan menulis sepucuk surat.
Di malam hari, Mawar merasa udara malam itu lebih dingin dari biasanya. Ia pun tertidur sangat nyenyak.

Di Pagi harinya, Mawar terbangun. Ia merasa lebih ringan dari biasanya. Tapi, kenapa aku sudah ada diluar Gubuk ya? Ia melongok ke dalam Gubuknya. Kok ada banyak orang? hah? kenapa Melati menangis? siapa itu yang dipeluk Melati? Betapa kagetnya Mawar melihat raganya lemas tak berdaya di dalam dekapan Melati. Ingin rasanya Mawar menyentuh dan mengusap air mata Melati. Tapi, itu tidak bisa ia lakukan.

Melati,"Mawar, maafkan aku, aku gak menyangka sebaik ini kepadaku"
Melati membuka surat mawar.

buat sahabatku melati,

Melati sayang, maafkan aku akhir - akhir ini aku agak cuek padamu. Tapi, ini adalah salah satu keinginanku untuk membelikanmu hadiah sepasang sepatu cantik. kamu ingat kan? kamu pernah bilang ke aku, kalau kamu ingin sekali sepatu cantik seperti milik cinderella.
Melati, mungkin saat kamu baca surat ini, aku udah pergi ninggalin kamu dulu. Tapi, inget! nyawaku masih selalu disisimu. Aku sahabatmu selamanya. Jika kau ada masalah, tataplah langit lalu bicaralah, aku akan mendengarkannya.
Melati, maaf aku harus pergi dahulu, aku sudah mengidap penyakit ini sejak lama, dan aku tidak berani mengatakannya kepadamu.
Melati, semangat ya! meski kamu kini berjuang sendiri menghadapi kejamnya ibukota, aku tetap mendukungmu dari sini,

salam sayang
Mawar.

Melati hanya terpaku diam dan memeluk sepucuk surat dari sahabatnya tersebut.
"Aku bangga punya sahabat kayak kamu Mawar! aku janji aku akan menjalani hidup lebih baik!"
Mawar tersenyum lega bersama bintang - bintang.

Komentar

Postingan Populer