Sunset in Erasmus Bridge

Erasmus Bridge, Rotterdam.
Hari ini, tepat sebulan aku berada di negeri kincir angin ini. Rasanya hambar. Apa tujuanku datang kesini? Maksud hati mengejar cita - cita dan dia. Iya, setidaknya alasan itulah yang semua orang tahu. Menyusul dia. Hari pelajaran di kampus membosankan sekali. Sebulan belum cukup untuk memahami bahasa lokal. Aku memutuskan untuk menghabiskan soreku di sini, Erasmus Bridge

***

'Sunset-nya, indah bukan?' suara itu?! darimana asalnya?! Bagaimana mungkin ada orang Indonesia yang mengenalku?! Aku menoleh.

'Bagaimana kabarmu?' kamu mulai menyapaku. Aku membalikkan badan. Pria bertubuh jangkung dibelakangku adalah memori bagiku. Apa yang dia mau? Bagaimana mungkin dia menyusulku? Aku tidak akan mungkin melakukan kesalahan yang sama 'Apa tujuanmu kesini?' Aku balik bertanya.

'Aku? Aku ingin memastikan apa tujuanmu kemari.' Masih seperti dulu. Jawaban yang pintar dan menjebak. Ciri khasmu. Ah, jangan membuatku mengenang masa itu. Aku memejamkan mata. Ini pasti mimpi!

'Aku tau kamu enggak pernah mengharapkan kedatanganku. Aku cuma mau memastikan, benar kamu ke sini untuk mengejar dia?' Suara beratnya terdengar tenang.

'Iya, aku menyusulnya.' Tidak selamanya bohong itu buruk, kan? setidaknya, itulah yang aku lakukan sekarang.

'Baiklah, aku harap itu benar - benar jawabanmu. Kamu kesini untuk mengejar dia yang kamu sayang. Bukan menghindar dari orang yang kamu sayangi kan?'

*deg* Aku tahu arah pembicaraannya, aku selalu tahu. Aku sangat mengenalnya. Aku memutuskan untuk membalikkan badan. Dimana kamu? Selalu begitu! Menghilang tanpa penjelasan. Sungguh, aku membencimu.

Aku membencimu? Ya! Itulah kata pertama yang aku ucapkan saat pertama kali mengenalmu. Dan terakhir aku mengucapkan itu berubah jadi 'Aku mencintaimu'. Tuhan.. Bagaimana mungkin aku mengucapkan kalimat itu lagi hari ini?

Sunset Erasmus Bridge kali ini sangat berbeda. Kopi tanpa gula. Mengenangmu tanpa senyuman.

Komentar

Postingan Populer