Pacific Rim Uprising (2018): Musuh yang Datang Kembali

Setelah sekian lama tidak menulis #MovieReview kali ini mau lanjut lagi.  

AWAS SPOILER!



Pacific Rim 2: Uprising; menjadi pilihan untuk saya review di awal April 2018 ini. 
Sebelumnya, baca dulu sinpopsis singkatnya yes. 

***

10 tahun setelah meninggalnya sang ayah akibat pengorbanan nyawa dalam menghadapi serangan Kaiju, Jake Pentecost (John Boyega) calon pilot Jaeger meninggalkan proses latihannya dan terlibat dengan dunia kriminal.
Namun ketika sebuah ancaman besar datang dari para monster Kaiju, ia harus bergabung bersama kakak angkatnya, Mako Mori (Rinko Kikuchi) yang kini telah menjadi pemimpin pasukan Jaeger. Mereka kemudian berusaha menyatukan kembali pasukan Jaeger untuk menghadapi kebangkitan para monster.

(http://www.21cineplex.com/pacific-rim-uprising-movie,4782,18PRUG.htm)

***
Sekilas kalau dilihat dari sinopsisnya, tentu film kedua ini memiliki hubungan dengan film yang pertama; Pacific Rim (2013) di mana pemeran utamanya adalah Raleigh Backet (Charlie Hunnam).

Tanpa lihat seri pertama bisa paham gak ya?
Kalau saya bilang sih, bisa. Tapi, kamu bakal kurang dapet “feel”nya dibandingkan kalau udah nonton seri pertamanya.
***
Film ini memang menceritakan bahwa “Kaiju” belum benar-benar musnah, dan kekuatan mereka sebenarnya luar biasa. Sosok Kaiju memang digambarkan kurang lebih seperti Godzilla, sehingga awalnya sempat underestimate.

Kalau sudah nonton seri pertama, pasti tau kan Newt?
Salah satu ilmuwan yang sempat melakukan koneksi pikiran dengan otak Kaiju.

Nah, excess dari tindakan tersebut ternyata berdampak pada kehidupan Kaiju di  film ini (Wah, lama-lama bisa spoiler yak ini)

“Hero” di film ini bukan lagi Raleigh dan Mako. Tapi, anak dari Pentecost (Ayah angkat Mako; salah satu Ranger yang mengorbankan nyawanya saat menyerang Kaiju), Jake. Jake yang awalnya ogah-ogahan bergabung menjadi Ranger, ternyata ia terpaksa menjadi Ranger karena bertemu dengan anak perempuan bernama Namima.

Penasaran? Tonton gih! Masih  fresh anget-anget di bioskop.

Komentar saya:
Well, kalau dilihat dari film pertamanya, memang Pacific Rim ini cukup banyak peminatnya meskipun tidak terlalu booming. Penilaiannya di dunia maya pun masih bisa dibilang cukup standar. Begitu juga dengan film kedua ini (menurut saya). Kalau dari action dan teknologi tidak diragukan lagi yaaa… minus-nya adalah emotional content. 

Menurut saya (lagi), film ini juga meninggalkan beberapa teka-teki yang belum terselesaikan, atau saya yang gak paham? Atau sengaja ya?

DIMANA RALEIGH BECKET? Ini film menceritakan 10 tahun setelah film pertama. Meskipun banyak yang berspekulasi Raleigh sudah pensiun, sudah meninggal (bukan karena perang dengan Kaiju), tapi kok saya gak terima ya. At least, muncul dong sebagai cameo. Yhaa, sudah baca sih terkait konflik kontrak syuting antara Charlie Hunnam dan pihak produksi Pacific Rim. 

Apa maksud pesan yang dikirimkan Mako sebelum ia kecelakaan? Pesan tersebut terakhir menunjukkan suatu lokasi di Siberia, lalu tiba-tiba ada Jeager Kaiju menyerang. Memang disitu Gipsy Avenger menang, tapi kok gak dibahas ya bangunan apa di Siberia itu.

Nasib otak Kaiju milik Newt yang ia beri nama “Alice”. Setelah Newt tertangkap, otak Kaiju yang ia anggap sebagai “istri”nya itu dikemanakan?

Julse, pilih Nate atau Jake? Hahaha. This is why, film ini kurang emotional content.

Amara Namima, ceritanya dia punya ambisi yang besar melawan Kaiju karena keluarganya meninggal oleh serangan Kaiju. But, how can she learn to build a Jaeger by herself?
Se-otodidak apapun orang itu, setidaknya ada dasar/awal mengapa orang bisa ahli kan?

Ya, mungkin pembuat filmnya sengaja meninggalkan hal-hal tersebut sebagai misteri untuk melanjutkan ke seri berikutnya.

Kesimpulannya, film ini tipe-tipe film yang tidak semua orang suka (memang). Bahkan, kalian yang suka film bertema robot seperti Transformers pun belum tentu suka sama film ini karena emang tema “robot”nya berbeda. Oiya, yang saya suka dari film kedua ini..... Jaeger-nya lebih banyak! Bahkan sampe ada wiki fandom buat para Jaegers.

Overall, this movie helps me to understand that enemies could come from an unexpected places. All you could do is to be prepared! Also, in this movie we could see that enemy from inner circle is the scarier ones. 

Penilaian : 7,8/10 

Akan tetapi, kalau kalian tipe orang yang terbuka akan semua genre film, boleh lah yaa buat hiburan akhir pekan.
***

Kategori penonton untuk film ini kalau gak salah 13+; Waktu saya nonton film ini di bioskop, saya melihat banyak anak kecil sekitar umur 10-12 tahun yang diijinkan masuk. Memang sih mereka datang bersama dengan orangtua mereka, tapi yang saya khawatirkan apakah orang tua mereka benar-benar memberikan "guidance" yang tepat? 

Ya, hal ini karena saya sempat melihat seorang anak laki-laki menonton bahkan sampai berdiri dan mempraktikan adegan perang robot pada film ini di dalam bioskop dan memukul kursi kosong di depannya. Ya, he looked like really "into"!
Intermezzo tapi ini penting wahai Bapak/Ibu yang suka menonton di bioskop dan mengajak putra-putrinya. Please be notice when your kids really into the movie! Give them explanation what happen on the screen. So, they can take the good massages, not just fighting scenes.   

***

Sekian Review dari saya!

Meskipun lagi banyak film barat di bioskop kita, jangan lupa tonton dan dukung film Indonesia yaaa!

Komentar

Postingan Populer